Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal banjir bandang lahar dingin pada Sabtu (11/5/2024) pascaerupsi Gunung Marapi yang terbentang di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Ketua Tim Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Heruningtyas mengungkapkan bahwa banjir bandang lahar dingin ini berdampak pada setidaknya empat kabupaten/kota yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Heruningtyas menjelaskan, banjir lahar dingin bergantung pada curah hujan di wilayah hulu sungai. Namun, berdasarkan pantauan pihaknya, saat ini curah hujan di wilayah tersebut sudah berangsur menurun.
“Kalau tadi sih saya dapat info sudah tidak ada hujan deras seperti yang terjadi waktu hari Sabtu malam, jadi itu sudah mulai mereda. Namun mungkin dampak efeknya itu masih besar gitu di masyarakat,” jelas Heruningtyas kepada CNBC Indonesia, Senin (13/5/2024).
Dia menjelaskan, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam tersebut terjadi akibat endapan lava erupsi Gunung Marapi yang dinilai cukup tebal. Ditambah, dengan curah hujan yang tinggi di sekitar wilayah erupsi, menyebabkan lubernya volume air dari topografi sungai.
Dengan begitu, dia mengatakan banjir lahar dingin bergantung pada curah hujan yang ada.
“Tergantung cuaca di area puncak gunung ya, karena kan itu kontribusi yang sangat besar pada lahar itu adalah curah hujan. Jadi itu sangat tergantung sekali dengan kondisi cuacanya di atas gunung itu seperti apa,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi banjir tersebut, pihaknya memetakan arah aliran lahar dingin di wilayah tersebut dalam peta Kawasan Rawan Bencana (KRB).
“Kemudian juga salah satu yang menjadi rekomendasi kami di setiap laporan yang kita keluarkan 6 jam sekali itu kan ada imbauan lahar. Jadi memang lahar ini setiap laporan memang kita masukkan menjadi salah satu rekomendasi untuk Level 3 atau status Siaga dari Gunung Marapi,” tuturnya.
Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 37 orang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang lahar dingin di wilayah Sumatera Barat yang dipicu oleh hujan lebat dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi sejak Sabtu malam (11/05/2024).
Terdapat sebanyak empat kabupaten/kota yang terdampak akibat kejadian ini antara lain Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
“Hingga Minggu (12/5/2024) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan resmi, Senin (13/5/2024).
Detailnya, sebanyak 35 jenazah berhasil diidentifikasi dengan rincian di Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar sembilan orang, Kota Padang Panjang dua orang, Kabupaten Padang Pariaman tujuh orang. Sedangkan, dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.
“Perubahan jumlah korban disebabkan dinamika laporan dari masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan catatan korban ditemukan, dan yang masih dalam pencarian oleh Basarnas dan TNI-POLRI,” jelasnya.