Iran: Netanyahu Sandera AS Demi Pertahankan Kekuasaan di Israel

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang perang di Gaza. Namun, kata Amir-Abdollahian, kawasan tersebut bergerak menuju stabilitas.
Pada konferensi pers bersama dengan koleganya dari Lebanon Abdallah Bou Habib di Beirut pada Sabtu (10/2), Amir-Abdollahian mengatakan perang “bukanlah solusi” tetapi berakhirnya perang “berarti akhir dari Netanyahu.”

Seperti dikutip Anadolu, Amir-Abdollahian, yang tiba di Beirut pada Jumat (9/2), mengadakan pembicaraan luas dengan para pejabat Lebanon serta para pemimpin kelompok Palestina yang berbasis di Lebanon pada Sabtu (10/2).

Berbicara kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Habib, menteri luar negeri Iran menyatakan kedua negara sepakat bahwa perang bukanlah solusi dan mereka tidak berupaya memperluasnya.

Namun, ia segera menambahkan bahwa serangan besar-besaran Israel terhadap Lebanon akan menjadi “akhir dari Netanyahu” dan kabinetnya yang “ekstremis”.

Amir-Abdollahian mengungkapkan PM Israel itu berusaha menyandera Gedung Putih untuk mempertahankan kekuasaan, mengulangi apa yang dia katakan berkali-kali dalam beberapa pekan terakhir bahwa Israel berupaya menyeret AS ke dalam konflik regional yang lebih luas.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa perlawanan Palestina, khususnya Hamas, telah bertindak bijaksana dan akurat, baik di medan perang maupun di arena politik, dan mencatat bahwa Israel telah gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai hampir 28.000 orang, bahkan ketika Netanyahu telah memberikan perintah untuk melakukan invasi darat ke Rafah dalam beberapa minggu mendatang.

Menteri Luar Negeri Iran itu menyebut AS bergerak ke dua arah yang berbeda secara bersamaan, memasok senjata ke Israel dan membicarakan solusi politik, dan menambahkan bahwa jika Washington ingin mencapai perdamaian, maka mereka harus menghentikan perang.

“Gedung Putihlah yang harus memilih apakah akan tetap menjadi sandera Israel atau fokus pada solusi dan mengakhiri perang,” kata Amir-Abdollahian.

Dia juga menambahkan bahwa Israel tidak akan dapat melanjutkan perang di Jalur Gaza, bahkan untuk satu jam pun tanpa dukungan AS.

Amir-Abdollahian turut menyinggung serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan AS dan Inggris di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir oleh Houthi yang bersekutu dengan Iran, dan mengatakan bahwa kelompok militan Yaman itu berupaya memberikan tekanan untuk menghentikan perang di Gaza.

Pada kunjungan berikutnya ke dua negara, Menlu Iran dijadwalkan mengunjungi Suriah pada hari Minggu (11/2).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*