PT Freeport Indonesia (PTFI) terus menggenjot realisasi pembangunan pabrik atau fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga baru di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.
Tak hanya pabrik tembaga baru, Freeport Indonesia juga sedang mengebut pengembangan tambahan kapasitas smelter milik PT Smelting Gresik berkapasitas tambahan 300.000 ton, serta pabrik pengolah emas & perak atau Precious Metal Refenery (PMR) berkapasitas 6000 Lumpur Anoda.
Sampai pada Februari 2023 ini, Freeport Indonesia mencatat pembangunan pabrik tembaga terbesar dunia ini sudah mencapai 56,5% sesuai dari yang ditargetkan.
“Kemajuan fisik secara total dari pabrik milik PT Freeport Indonesia (PTFI) tersebut sudah mencapai 56,5% atau sesuai dengan yang direncanakan,” terang Erika Silva Manager Technical Affairs dan Smelting Project Support PT Freeport Indonesia, saat ditemui di Area KEK JIIPE, Gresik, Rabu (29/3/2023).
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lapangan, kemajuan fisik pembangunan pabrik tembaga Freeport di Gresik ini memang sudah banyak kemajuan dibandingkan dengan fisik pada saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Oktober 2021.
Erika menyampaikan, bahwa pihaknya menargetkan, penyelesaian konstruksi fisik selesai di akhir Desember 2023, Dilanjutkan pre-commisioning dan commisioning hingga akhir Mei 2024. “Mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024,” ungkap Erika.
Sebagaimana diketahui, smelter baru atau tambahan yang berlokasi di JIIPE Gresik ini akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 1,7 juta metrik ton tembaga. Dengan begitu, smelter tembaga ini merupakan single line terbesar di dunia, lantaran melebihi kapasitas smelter tembaga yang ada di China dan Swedia yang berkapasitas 1,6 juta metrik ton.
Kelak, tak hanya meningkatkan produksi bernilai tambah dari konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga bernilai 99,99%. PTFI ini juga sedang merampungkan pembangunan pabrik PMR, di mana produk sampingan katoda tembaga lainnya bisa menghasilkan lumpur anoda sebesar 6.000 ton per tahun.
“Lumpur anoda bisa menjadi emas sebanyak 52 ton per tahun, perak 210 ton per tahun dan lainnya sampai ke timbal,” ungkap Erika.
Kelak, hasil produksi emas batangan itu akan dibeli oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan penjajakan supaya produksi emas tersebut bisa diserap dalam rencana pembentukan Bullion Bank atau Bank Emas di Indonesia.
Adapun sampai Februari 2023 ini, total biaya yang sudah dikeluarkan PT Freeport Indonesia untuk mengembangkan 56,5% konstruksi pabrik tembaga mencapai US$1,83 miliar atau setara dengan Rp 28 triliun. Sebagaimana diketahui, total Capex dari penyelesaian proyek smelter tembaga ini mencapai US$ 3 miliar atau Rp 45 triliun.