Mengenal Konglomerat Pemilik Biskuit Khong Guan di Indonesia

Kaleng biskuit khong guan

  • Kaleng Khong Guan menjadi lebih fenomenal ketika di dalamnya di isi rengginang ketika biskuitnya telah habis.
  • Biskuit Khong Guan masuk ke Indonesia pada era 1950-an yang di impor dari Singapura.
  • Pada era 1970-an pabrik Khong Guan di Indonesia berdiri di Surabaya sebelum akhirnya membangun pabrik di Ciracas, Jakarta Timur, dan Cibinong, Bogor.

Khong Guan salah satu biskuit kaleng yang selalu menghiasi jamuan saat momen lebaran di masyarakat Indonesia. Bahkan menjadi lebih fenomenal ketika di dalamnya di isi rengginang ketika biskuitnya telah habis. Khong Guan adalah brand legendaris produsen kue dan wafer populer di Indonesia.

Lalu siapa pemilik dari brand legendaris di Indonesia ini?

Dia adalah Hartono Kweefanus, salah satu miliarder kelahiran Indonesia. Keluarga Hartono Kweefanus juga dikenal sebagai pemilik pabrik Khong Guan di Indonesia. Hartono juga merupakan salah satu konglomerat dan pemilik perusahaan mi instan dan biskuit terbesar di Indonesia dan Filipina, Monde Nissin.

Sejumlah sumber menyebutkan pria lulusan Universitas Nanyang Singapura ini lahir di Indonesia, sebelum akhirnya tinggal di Filipina. Ia adalah putra dari Kwee Boen Twie alias Hidayat Darmono.

Hidayat, bersama Ong Kong Ie dan Go Swie Kie, adalah sosok yang pertama kali membawa masuk biskuit Khong Guan dari Singapura ke Indonesia pada era 1950-an.

Hampir dua dekade, Khong Guan menjadi biskuit impor. Baru pada era 1970-an, pabrik Khong Guan di Indonesia berdiri di Surabaya sebelum akhirnya membangun pabrik di Ciracas, Jakarta Timur, dan Cibinong, Bogor.

Di Indonesia, Khong Guan berhasil menjadi salah satu merek dagang biskuit dan wafer yang paling populer dan merajai pasar.

Selain Khong Guan, Hidayat juga berperan mendirikan PT Nissin Biscuits Indonesia pada 1975. Ia juga disebut sebagai salah satu pendiri perusahaan camilan dan mi instan raksasa di Filipina, Monde Nissin, pada 1979. Beberapa produk yang terkenal adalah wafer Nissin dan mi instan Lucky Me.

Forbes pernah mencatat kekayaan Hartono mencapai US$ 540 juta atau Rp 7,7 triliun (kurs Rp 15.400). Sementara kekayaan keluarga Hartono mencapai US$ 1,5 miliar atau Rp 23,10 triliun.

Bahkan Hartono Kweefanus dan keluarga menempati peringkat 11 orang terkaya di Filipina pada 2021 versiĀ Forbes, dengan kekayaan mencapai 1,95 miliar dolar AS atau setara Rp28,91 triliun.

Selain menduduki jabatan petinggi di perusahaan miliknya, Hartono juga mengontrol dan berpengaruh besar di perusahaan cabang milik Monde Nissin, diantaranya adalah Monde Land Inc, Monde Rizal Properties Inc, Monde Nissin Singapore Pte Ltd, Monde Nissin UK Ltd, Monde Nissin International Investments Ltd, Monde Nissin Holdings (Thailand) Ltd, Monde Nissin New Zealand Limited, dan All Fit & Popular Foods Inc.

Sementara adiknya, Hoediono Kweefanus juga menjabat sebagai presiden dan direktur di beberapa perusahaan grup yakni PT Nissin Biscuit dan PT Monde Makkota, lalu direktur Monde Nissin Singapore Pte Ltd, Monde Nissin International Investments Ltd, Monde Nissin Holdings (Thailand) Ltd, Monde Nissin New Zealand Limited, KBT International Holdings Inc, Monexco International Ltd, dan Monde Nissin (Thailand) Co Ltd.

Dikutip dariĀ Fortune, Hartono menguasai 23% saham Monde Nissin. Sementara sudaranya, Hoediono Kweefanus yang juga menjadi wakilnya menguasai sekitar 5,3% saham. Dan istri Hoediono asal Filipina, Betty Ang punya saham 18%.

Pria berumur 72 tahun ini juga menjadi direktur di Monde M.Y. San Corporation, PT Khong Guan Biscuit Indonesia, KBT International Holdings, Inc., dan menjadi Direktur Monde Land, Inc.

Kemudian Monde Nissin membuat pabrik biskuit pertamanya tahun 1979. Perusahaan ini didirikan oleh ayah Hartono, Hidayat Darmono.

Di bawah kepemimpinan Hartono, Monde Nissin masih berjaya baik di Indonesia maupun di Filipina. Bahkan brand Mie Instan milik Nissin, Lucky Me menguasai 68% pasar mie instan di Filipina.

Monde Nissin melantai di bursa saham Filipina pada pertengahan 2021 dan mengumpulkan dana hingga 55,9 miliar peso atau US$ 1,1 miliar. Ini merupakan IPO terbesar sepanjang sejarah Filipina.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*