Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi korban janji manis Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya. Janji manis itu berupa komitmen mengenai pendanaan atas transisi energi.
Salah satu komitmen pendanaan AS Cs itu https://www.rtpkas138.xyz/ diantaranya yang dihimpun dalam Just Energy Transition Partnership atau JETP senilai US$ 20 miliar untuk pensiun dini PLTU.
Executive Vice President of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani mengatakan program pensiun dini PLTU sejatinya hanya bergantung dari bantuan pihak internasional. Pasalnya, program ini sendiri tidak ada di dalam target Nationally Determined Contribution (NDC).
“Itu sangat tergantung dari adanya dukungan pendanaan. Khususnya dari internasional. Karena kalau kita melihat target NDC Indonesia itu, tidak ada dalam NDC itu kita menargetkan pemensiunan batu bara,” ujarnya saat ditemui usai acara Green Economic Forum, dikutip Selasa (23/5/2023).
Oleh sebab itu, PLTU batu bara yang sudah waktunya pensiun, maka akan dipensiunkan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Namun, tidak menutup kemungkinan ada upaya percepatan pensiun dini dengan catatan pendanaan dari luar.
“Jika mengharapkan pensiun lebih awal tentu harus dukungan internasional karena ini bukan menjadi bagian dari target Indonesia secara voluntary ke paris agreement,” kata dia.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam unggahannya di instagram @jokowi tidak ragu mengkritik negara-negara maju yang dinilai memiliki perang penting dalam menanggulangi perubahan iklim.
Menurutnya, dukungan pendanaan iklim bagi negara berkembang harus konstruktif dan jauh dari kebijakan diskriminatif yang mengatasnamakan lingkungan. Jokowi pun mengingatkan pendanaan dalam bentuk utang hanya akan menjadi beban.
“Saya harus sampaikan: jujur, negara berkembang ragu terhadap komitmen pendanaan negara maju USD100 miliar/tahun yang hingga kini belum terpenuhi,” tuturnya.